Behind The Scene
Syuting day #1
Selamat datang di bulan Desember ! Kali ini kelas kami bertekad untuk memulai syuting dengan sebenar-benarnya. Pengalaman dari syuting kemarin yang agak berantakan, kami niatkan untuk dijadikan koreksi untuk ke depannya. Jarkom sudah disebar, pukul 9 teng semua crew beserta talent harus berkumpul di fakultas tercinta untuk melakukan take scene 3 dan 4.
Namanya juga Indonesia, ngaret itu pasti terjadi. Saya pun begitu, janji datang jam 9 tapi saya tiba di kampus sekitar setengah-satu jam setelahnya. Saya fikir, saya sudah sangat terlambat datang tapi kenyataannya ada yang lebih ngaret daripada saya. Hampir semua crew inti belum datang, bahkan talent, sutradara dan astrada. Wuah, gimana syutingnya nih ?
Berjam-jam menunggu, keterlambatan kami catat sebagai problem yang harus dibahas saat evaluasi nanti. Kenapa justru para crew inti dan talent belum datang sampai adzan dzuhur ? Beberapa teman-teman kecewa dengan ketidak tepatan waktu ini, ngaret sih boleh tapi jangan parah gini dong.
Sekitar jam setengah satu, crew inti sudah tiba di lokasi, beberapa talent pun juga. Jadi proses pun bisa segera dimulai. Wardrobe mulai mempersiapkan kostum apa saja yang sekiranya digunakan, make-up juga sudah siap memoles wajah talent, perlengkapan memulai kerja mereka dengan membuat darah yang sekiranya bakal dibutuhkan ketika syuting scene pembunuhan. Astrada dan Sutradara mulai beraksi bersama kameramen dan pak Ketua Pelaksana.
Suasana yang tadinya tenang jadi riweuh, para talent terutama yang perempuan sibuk touch up sana sini, berurusan dengan rambut dan segala tetek bengek khas cewek. Selagi menunggu, beberapa juga sibuk berkerja.... membully satu sama lainnya.
g.2 : awan as Danny
Ketika talent sudah siap, (Pemeran Julia dan yang lainnya) ada kendala lagi yang dihadapi. Pemeran Danny belum datang sampai waktu menunjukkan pukul dua siang. Si pemeran utama pria di scene 3 & 4 pun tiba dan cus ! langsung siap act.
Tapi, ternyata sutradara menemukan kejanggalan dalam pakaian yang digunakan si Julia. Dress dipadukan sama higheels, bukan style anak kuliahan banget, jadi mau gak mau rela dan tidak rela pemeran Julia dan teman-teman yang lain harus rela berganti baju dan tatanan rambut sedikit acak kadut. Tapi demi totalitas akting, dont' worry !
g3. Meyfika as Julia
Kesulitan bukan hanya kita hadapi saat menunggu talent, kesulitan sesungguhnya adalah ketika proses pengambilan gambar berlangsung. Adegan dimana Danny menuju ke kelas, seperti yang sudah dilatih kemaren bagaimana cara Danny memandang kagum ke arah Julia.
Gak mudah memang, karena gimana pun juga kita harus membangun situasi dan chemistry yang ada.
Sekian kali take, akhirnya Sutradara dan Astrada memutuskan untuk melibatkan beberapa teman-teman yang ada untuk menjadi figuran. Dan saya, termasuk di dalamnya HAHA.
Gak mudah memang, karena gimana pun juga kita harus membangun situasi dan chemistry yang ada.
Sekian kali take, akhirnya Sutradara dan Astrada memutuskan untuk melibatkan beberapa teman-teman yang ada untuk menjadi figuran. Dan saya, termasuk di dalamnya HAHA.
Take berlanjut, setelah dianggap puas dengan hasil yang sudah di dapat, take dilanjutkan dengan mengambil gambar Julia yang sedang bermain gitar. Ada masalah juga sih, karena pemeran utama Julia disini gak bisa main gitar. Tapi itu gak masalah, bisa kita atasi dengan dubbing !
g.4 ; suasana syuting
Oh ya, selagi crew inti dan talent sedang melakukan syuting, teman-teman dari perlengkapan lagi asyik buat darah. Dari sini nih, saya dapat pengetahuan bagaimana cara membuat darah yang seakan-akan seperti darah beneran. Bahan-bahan yang diperlukan adalah... pertama tembakau kering, yah bisa deh yang ngerokok merelakan rokoknya untuk dibedah dan diambil tembakaunya. Lalu sumba, tepung kanji, air dan jangan lupa... hitter (soalnya buatnya pas di kampus)
Kalau gak salah sih, cara pembuatan pertama adalah dengan membasahi tembakau itu, terus diperas dan airnya nanti bakal di rebus. Setelah airnya mendidih, masukin sumba merah, di aduk lagi sampai mendidih setelah itu masukan tepung kanji supaya darahnya terlihat kental. Thumbs up buat temen-temen perlengkapan yang berhasil menyulap air bening menjadi darah yang pekat !
g.5 tembakau yang udah selesai di peras
g.6 : syuting adegan dilempar sepatu
Entah itu sepatu yang dilempar Julia jatuh sebelum tepat mengenai Danny, atau sepatu tidak terarah kerarah Danny tapi moro-moro Danny sudah terkapar.... Benar-benar membutuhkan kesabaran lebih !
Tapi, bukan kelas C namanya kalo gampang nyerah ! Dengan sekuat tenaga, jiwa dan raga *halah*
Scene itu dapat diselesaikan (entah ga tau gimana editornya deh ngedit rekamannya HAHAHA) akhirnya adzan maghrib berkumandang dan break !
Scene itu dapat diselesaikan (entah ga tau gimana editornya deh ngedit rekamannya HAHAHA) akhirnya adzan maghrib berkumandang dan break !
Saya ga tau apa yang terjadi dikelas selama saya dan teman-teman yang lain pergi ke KOPMA untuk mengisi perut dan membeli konsumsi, yang jelas begitu kami kembali mereka sedang asyik berdiskusi tentang scene selanjutnya. Usut punya usut, ketika kami tinggal tadi mereka melakukan take scene yang lain. Dan akhirnya kami dikumpulkan lagi untuk membahas scene mana yang sekiranya kurang dan scene mana yang sekiranya perlu diperbaiki.
g.7 : lagi rapat nih
Niatannya sih mau ngambil adegan terakhir scene 3 tapi apa daya, para talent sudah sampai pada limitnya, terutama pemeran Julia. Karena kami gak mau memaksakan dan lagipula besok syuting masih harus dilanjutkan, alhasil... Kami menyudahi syuting scene 3 hari itu.
Kerja kami hari itu ditutup dengan jargon (entah apalah namanya, semacam yel-yel atau apa deh) saling menumpukkan tangan lalu mengangkatnya tinggi sambil meneriakkan... 'BEHIND THE SCENE'..... 'ACTION !' dan syuting BTS Day 1 pun, berakhir.
Banyak hal yang kami catat untuk dijadikan evaluasi hari itu, banyak terdapat kesalahan memang tapi kami memiliki keyakinan bahwa kesalahan itu akan menjadi batu loncatan bagi kami untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kegagalan bukan akhir dari segalanya, justru kegagalan malah menjadi cambuk untuk kita agar termotivasi dan menciptakan hal lain yang lebih bermanfaat.
(diselesaikan di) Hall rektorat UB, enambelas januari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar